BERADA DI ATAS SITUASI

Priska Indriana
4 min readJun 10, 2020

--

Setiap kita diciptakan dengan sebuah tujuan, tidak mungkin kita ada di dalam dunia ini tanpa sebuah alasan yang pasti. Dia Allah yang menciptakan kita dengan penuh rancangan dan semua kejadian dalam kehidupan kita tertulis dalam kitab – Nya.

You are the one who put me together inside my mother’s body, and I praise you because of the wonderful way you created me. Everything you do is marvelous! Of this I have no doubt. Nothing about me is hidden from you! I was secretly woven together out of human sight, but with your own eyes you saw my body being formed. Even before I was born, you had written in your book everything about me. Psalms 139:13‭-‬16 (CEV)

Namun untuk menyelesaikan dan mencapai tujuan yang sudah di tetapkan atas hidup kita, ada masa proses persiapan yang tentu tidak mudah, akan ada banyak tantangan yang harus kita lalui. Seperti seorang yang ingin membangun sebuah rumah impiannya, segala sesuatunya ada dalam pikiran dan rancangannya, dan tentu ada masa proses persiapan untuk membangun dan mengwujudkannya. Ketika awal – awal membangun ada sebuah fondasi yang kokoh yang perlu dipersiapkan, secara sekilas tentu semua terlihat berantakan dan tidak beratur, dan perkakas semua ada disana. Namun fondasi itu menentukan seperti apa rumah yang akan terwujud.

Demikianlah kehidupan kita ketika kita berjalan dalam tujuan – Nya tidak akan banyak yang bisa kita lihat. Dan membutuhkan masa persiapan, dimana masa persiapan adalah masa yang tidak mudah, terkadang membosankan dan dalam kurung waktu yang tidak pendek. Tetapi, justru masa – masa berat dalam persiapanlah yang menentukan kemenangan garis akhir di depan.

Bagaimana kita dapat melewati dan menyelesaikan masa persiapan atau fondasi awal yang ada dalam kehidupan kita untuk mencapai tujuan atau mimpi kita ?

Kisah perjalanan kehidupan Yusuf salah satu tokoh yang tertulis di dalam Bible, dapat meneguhkan dan menolong kita untuk hidup dan berjalan di atas situasi. Tertulis dalam Kejadian 37 : 1 -36 menceritakan bagaimana mimpinya, dimana Tuhan ingin memakai kehidupan Yusuf menjadi seorang pemimpin yang memiliki pengaruh besar atas keluarga dan bangsanya. Yusuf mengetahui dengan tepat tujuan Allah, sekalipun terlihat sangat mustahil mencapainya.

Mungkin sekarang Anda mengalami situasi yang sama, Anda mempunyai banyak mimpi dan mengetahui tujuan hidup Anda saat ini, tetapi terlihat seakan – akan sangat mustahil mencapainya atau mungkin sekarang Anda berada di situasi tidak terlihat menuju tujuan yang ada karena masa persiapan yang begitu berat. Dan seringkali Tuhan membawa kita pada suatu masa persiapan itu karena DIA mengenal dan mengetahui hidup kita termasuk semua mimpi kita. Maka DIA mempersiapkan kita dengan maksimal sekalipun proses yang kita lewatin tidak mudah. Dan Yusuf mengalami situasi tersebut, dan apa yang bisa kita pelajarin dalam situasi atau keadaan yang tidak mudah tersebut ?

Pada pasal selanjutnya Kejadian 39 : 1 – 23 menuliskan masa persiapan yang dialami Yusuf. Dia bukan hanya masuk sumur, dibuang, dijual, bahkan dipenjarakan. Jikalau kita melihat proses yang dialami hidup Yusuf tidak membawa pada semua tujuan yang Allah tetapkan. Dan situasi membawa seakan – akan tidak ada harapan yang pasti bahwa semua mimpi yang ada tercapai. Namun keputusan Yusuf hidup berada di atas situasi membuat dia menang dalam segala keadaan, bahkan ketika dia mulai dipercayakan sedikit demi sedikit oleh tuannya Potifar, dia bertanggungjawab penuh sekalipun ada masa dimana dia mulai digoda dan difitnah oleh istri Potifar.

Dan respon Yusuf berdiri pada kebenaran tanpa konfromi sekalipun dia tahu konsekuensi yang terbesar kehilangan hubungan dan kepercayaan Potifar, tentu secara manusiawi hal ini tidak mudah. Tetapi itulah keputusan yang diambil Yusuf, hanya antara dia dan Tuhan yang menjadi saksi. Dan berakhir tidak ada pembela yang berdiri dihadapan Yusuf, semua tuduhan, penghakiman mengarah kepada Yusuf dan penjara menjadi tempat dimana kebenaran itu diuji. Penjara menjadi tempat tidak ada kebebasan, semua harapan dihancurkan, hak yang tidak terpenuhi, tidak ada lagi nama, tidak ada lagi posisi, tidak ada lagi yang dapat dibanggakan, semua lenyap tetapi penjara juga menjadi tempat dimana Tuhan ingin mengasah kepercayaan kita terhadap Tuhan dan memposisikan DIA menjadi Tuhan atas hidup kita dan apakah kita bisa berserah dan berharap pada satu kekuatan dan berkata : “I surrender, Lord”.

Dan Yusuf tidak mempertahankan haknya untuk mendapatkan pembelaan dan pembenaran dari manusia, untuk dipahami dan dimengerti. Tetapi Yusuf belajar melepaskan hak nya, dia menyadari bahwa ada Tuhan dalam dirinya, dan itu lebih daripada cukup. Ketika kita belajar melepaskan hak kita tidak lagi menuntut untuk oranglain memahami, mengerti situasi dan kondisi kita. Sehingga ada damai sejahtera dan sukacita yang memenuhi kita memampukan kita tetap memiliki ketenangan dan keteguhan hati diatas situasi, menyadari bahwa senantiasa ada kasih, penyertaan dan pertolongan – Nya.

Lalu apakah kehidupan Yusuf berhenti dan melihat ke belakang dan menyesali apa yang sudah terjadi ? tentu tidak.

Kehidupan Yusuf tetap terus berjalan sekalipun keadaan tidak ideal, dia tetap memberikan dirinya menjadi teladan, tidak berfokus pada apa yang sudah terjadi karena hal itu tidak akan mengubah keadaannya tetapi berfokus pada apa yang bisa dilakukan dalam segala keterbatasaannya yang ada. Sekalipun kondisi yang kita hadapi saat ini tidak mudah seperti Yusuf, tetaplah terus menjadi teladan dan menyelesaikan tanggung jawab yang ada. Keadaan ketidakidealan adalah sebuah kesempatan yang terbaik buat kita menyatakan kasih bahwa Tuhan bekerja dan berkarya dalam hidup kita.

“Tetapi Tuhan menyerti Yusuf dan melimpahkan kasih setia – Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu. Kejadian 39 : 21

Dan hal tersebut yang menarik perkenaan Allah dalam kehidupan Yusuf, Tuhan membawa pada hubungan – hubungan yang baru dan kepercayaan yang baru, Tuhan tidak berurusan dengan situasi yang ada pada kehidupan kita tetapi Tuhan berurusan dengan sikap hati kita.

Tuhan menginginkan kita hidup berada di atas situasi, bukan situasi dan keadaan yang mengendalikan kita tetapi sebaliknya sehingga Tuhan bekerja dan menyatakan kemuliaan – Nya dalam setiap kehidupan kita bahkan ketika kita mencapai setiap mimpi kita, bukan kita yang bermegah diri tetapi kita bermegah karena Dia, yang memberikan kekuatan dan angerah – Nya melewati situasi yang ada.

“Tuhan menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dinuat Tuhan berhasil”. Kejadian 39 : 23

“Segala perkara dapat ku tanggung di dalam DIA yang memberikan kekuatan kepadaku.” - Filipi 4 :13

--

--

Priska Indriana

I write about personal and spiritual growth because I have a mottos "Growing, Be Fruitful and Multiply"👧 E-mail : priskaindriana.ep@gmail.com